Dalam rangka bertukar fikiran dan mendapatkan masukan dari salah satu stakeholders IPB, maka pada tanggal 18 Juli 2008, MWA IPB menyelenggarakan Sidang Paripurna MWA di Kantor Gubernur Jawa Barat, Bandung. Rapat dipimpin Ketua MWA, Prof. Dr. Didik J. Rachbini dan dihadiri Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan (Anggota), Prof. Dr. Tridoyo Kusumastanto (Sekretaris MWA), Dr. Herry Suhardiyanto (Rektor/Anggota), dan anggota MWA lainnya yaitu: Prof. Dr. Iding M. Padlinurjaji, Dr. Irawadi Jamaran, Prof. Dr. Fachriyan H. Pasaribu, Prof. Dr. E. Gumbira Sa’id, Prof. Dr. Aunu Rauf, Dr. B.S. Kusmuljono, Dr. M. Ikhwanuddin Mawardi, Dr. D. Iwan Riswandi, dan Prof. Dr. M.A. Chozin. Selain anggota MWA hadir pula Dr. Anas M. Fauzi (Wakil Rektor Bidang Riset & Kerjasama) dan Ir. Wawan Ridwan, MM , Asda Ekonomi, Pemda Jawa Barat.
Tujuan dari pertemuan adalah menindaklanjuti kesepakatan antara Pemda Jawa Barat dan IPB. Kerjasama dua institusi yang sama-sama mempunyai sumberdaya yang sangat besar diharapkan akan memberikan hasil yang baik bagi kedua belah pihak. Rektor menginformasikan bahwa pada tanggal 2 Juli 2008, Gubernur Jawa Barat dan Rektor IPB sudah menandatangani kesepakatan bersama antara Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan IPB yang meliputi kerjasama dalam Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pembangunan Agrobisnis dan Agroindustri. Bidang-bidangnya cukup banyak diantaranya:
(a) Pengembangan sarana produksi;
(b) Pengembangan teknologi budidaya dan peningkatan produktivitas;
(c) Peningkatan teknologi pasca panen;
(d) Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk;
(e) Peningkatan kualitas distribusi produk;
(f) Pengembangan kewirausahaan di bidang agribisnis dan agroindustri;
(g) Pengembangan Sumber Daya Manusia, kelembagaan dan pembiayaan; dan
(h) Pengembangan bidang lainnya yang disepakati para pihak.
Gubernur Jawa Barat menyampaikan beberapa hal diantaranya:
(1) Dalam rangka membuat grand design Jawa Barat yang baik, diperlukan kontribusi pemikiran para pakar yang memiliki pandangan jauh kedepan dan salah satu diantaranya adalah dari IPB,
(2) Sekitar 70% penduduk Jawa Barat tinggal di pedesaan, sehingga pembangunan pedesaan berbasis pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting,
(3) Dalam rangka mengatasi banjir dimusim hujan dan kekurangan air di musim kemarau, maka gerakan rehabilitasi lahan kritis harus dilaksanakan.
(4) Potensi kelautan, perikanan, dan peternakan perlu juga diperhatikan. Saat ini Jawa Barat baru bisa memenuhi 14% kebutuhan daging sapi, sedangkan sisanya didatangkan dari daerah lain dan diimpor,
(5) Hampir sebagaian besar petani di Jawa Barat adalah peternak kambing, dan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya maka perlu kepada mereka diperkenalkan teknologi baik. Selain itu, ada peluang dari Timur Tengah bahwa mereka akan membeli berapapun kambing dari Jawa Barat. Berkaitan dengan hal tersebut, kita harus mampu merekayasa suatu “gerakan yang masif” agar petani mau menjadi peternak.
Beberapa anggota MWA menyampaikan pandangan sbb.:
(1) Selain integrasi antara pertanian dan peternakan, perikanan juga penting, karena di China 83% sumber protein diperoleh dari aquaculture, (model-model teknologi tepat guna kelihatannya menjadi gerakan baru di semua negara). Keterpaduan antara pertanian dan peternakan dalam skala mikro harus bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga yang sangat menguntungkan,
(2) Menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat yang akan menjadikan pertanian sebagai komoditas unggulan yang dapat dibiayai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) berasal dari dana masyarakat;
(3) Agar supaya pembangunan pertanian di Jawa Barat lebih fokus, maka diusulkan agar kepada IPB diberi tugas untuk melakukan pewilayahan komoditas;
(4) IPB telah melatih kelompok petani yang disebut dengan Posyanti (Pos Pelayanan Agen Hayati) membuat kompos yang sangat baik bagi kesuburan tanah dan bagi tanaman;
(5) BIMAS bisa sukses sebagai suatu gerakan karena memiliki skenario yang jelas dan baik. Untuk mengembangkan 70% masyarakat Jawa Barat yang tinggal di pedesaan memang perlu gerakan, karena tanpa gerakan akan sulit
(6) Agar ada keterkaitan antar wilayah dalam merencanakan suatu tataruang, maka yang paling penting adalah pendekatan dari sisi lingkungan yang disebut dengan konsep ekologi dimana IPB memiliki salah satu konsep yang disebut sebagai Integrated River Basin, Coastal and Ocean Management (Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS), Pesisir dan Lautan). Diinformasikan juga bahwa Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL IPB) secara masif telah membina Kabupaten Kep. Seribu dalam pengelolaan perikanan yang disebut sebagai “Sea Farming”. Kegiatan dalam Sea Farming ini tidak hanya melakukan budidaya, tapi juga pengelolaan lingkungan termasuk melakukan re-stocking (menanam kembali benih ikan) di perairan;
(7) Kerjasama yang akan dilakukan oleh Pemda Jawa Barat dan IPB dalam bidang kehutanan tidak begitu terlihat jelas. Oleh karena itu kerjasama dalam bidang kehutanan sangat mutlak untuk dilakukan.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut Gubernur Jawa Barat menyatakan:
(1) Persetujuannya untuk memasukkan bidang kehutanan dalam kerjasama Pemda Jawa Jarat dengan IPB;
(2) Meminta kepada staff Pemda JaBar agar membentuk tim khusus yang yang dapat memanfaatkan dengan baik KUR melalui kegiatan sosialisasi, pendampingan dan pembimbingan;
(3) Aspek sosial memang sangat penting, tapi tidak akan menyurutkan niat Pemda JaBar untuk membangun gerakan secara masif, karena tidak mungkin tanpa gerakan menjadi masif situasinya;
(4) Mendukung pelatihan yang diberikan oleh IPB kepada petani tentang pembuatan kompos, dan selanjutnya agar dicarikan jalan keluar bagaimana membuatnya menjadi gerakan masif;
(5) Para pakar di IPB diminta untuk membuat skenario ilmiah gerakan terpadu dibidang pertanian, peternakan dan perikanan;
(6) Sepakat dengan pendekatan dari sisi lingkungan dalam pengembangan tata ruang di Jawa Barat.
Gubernur juga berharap agar pengalaman IPB dalam pengelolaan kegiatan perikanan (sea farming), khususnya dalam budidaya ikan kerapu di Kepulauan Seribu dapat segera direalisasikan di Jawa Barat. Dalam rangka memberikan gambaran yang konkrit tentang apa saja yang telah dilakukan oleh Tim di IPB, Rektor meminta kepada Dr. Anas M. Fauzi, Wakil Rektor Bidang Riset & Kerjasama untuk menyampaikan highlight paparan tentang “Peran IPB bagi Pembangunan Jawa Barat”.
Menambahkan apa yang telah disampaikan oleh Rektor melalui presentasi Dr. Anas M. Fauzi, Sidang menyampaikan beberapa hal diantaranya:
(1) IPB memiliki lahan sekitar 270 ha yang bisa dimanfaatkan untuk kerjasama untuk pengembangan peternakan,
(2) Gerakan terpadu bidang pertanian, peternakan dan perikanan sebagaimana diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, hendaknya segera disiapkan konsepnya oleh IPB, dan
(3) Akan sangat bagus sekali apabila di wilayah Bogor-Ciawi-Puncak dibangun semacam “Agro Market” seperti Agro Market untuk pasar bunga tulip di Amsterdam, Belanda. Agro Market ini bisa menjadi proyek bersama Pemda Jawa Barat dengan IPB.
Gubernur Jawa Barat menekankan bahwa hasil pemikiran ilmiah yang telah disampaikan perlu dirasakan oleh masyarakat dan menjadi kebijakan pemerintah. Pemda tidak mungkin berhasil jika arah pembangunan tidak didasarkan pada tataran ilmiah hasil penelitian dan fakta di lapangan. Komisi MWA IPB terkait diharapkan agar melakukan pengawalan atas tindak lanjut hasil pertemuan dengan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Menteri Pertanian RI, dan Gubernur Jawa Barat. tersebut diatas.
Comments are closed.