SDM IPB University Siap dengan Manajemen Risiko


Dalam upaya menuju Implementasi Manajemen Risiko, IPB University hadirkan Staf Ahli Bidang Manajemen Risiko Badan Pengawas Keuangan (BPK) RI dan Kepala Satuan Manajemen Risiko Universitas Indonesia (UI) dalam acara Penyegaran dan Peningkatan Kompetensi terhadap Pejabat Unit di  di Ruang Sidang Senat Kampus IPB Dramaga, (12/9). Peserta merupakan pejabat unit pelaku manajemen risiko yang telah mendapat sertifikasi.

Sekretaris Institut (SI) IPB University, Dr Aceng Hidayat, MT yang juga masuk dalam tim implementasi manajemen risiko ketika membuka acara menyampaikan IPB University telah berhasil menyiapkan dokumen manajemen risiko dan telah dibagikan ke berbagai unit di IPB University agar implementasi manajemen risiko lebih terarah.

“Tahun 2018 hingga tahun 2019, sejumlah pelatihan dan sertifikasi telah dilakukan dan menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang telah mencapai level bintang tiga hingga lima. Ada 80 orang yang sudah melaksanakan pelatihan dan sertifikasi sehingga sudah siap dari sisi Sumberdaya Manusia (SDM) Manajemen Risiko. Selain itu, IPB University juga telah menyiapkan pilot project dalam rangka implementasi manajemen risiko yaitu di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) dan Direktorat Umum Sarana dan Prasarana,” ujarnya.

Ke depan, menurutnya, manajemen risiko akan dilaksanakan di bawah Kantor Manajemen Mutu, Manajemen Risiko dan Audit Internal IPB University.

Ketua Tim Manajemen Risiko IPB University, Prof Soni Priyarsono, menyampaikan hadirnya Manajemen Risiko BPK dan UI dalam acara ini adalah upaya untuk menggali informasi terkait lembaga yang sudah memiliki standar manajemen risiko.

Bernardus Dwita Pradana dari BPK memberikan gambaran pelaksanaan Manajemen Risiko di BPK RI. Menurutnya, manajemen risiko dapat memperkuat kelembagaan karena adanya ketidakpastian. Dalam manajemen risiko, aset yang pertama dilihat BPK sebagai aset utama adalah manusia dalam hal keselamantan dari pegawai. Selanjutnya berpikir lingkungan.

Sementara itu Yogo Purwono, Kepala Satuan Manajemen Risiko UI menyampaikan bahwa pada tahun 2015, manajemen risiko dirintis di Universitas Indonesia.

“Selain itu, yang menjadi dasar adalah adanya unsur Majelis Wali Amanat (MWA) yang diberi nama komite risiko. Sehingga UI perlu merencanakan pembentukan unit risk management. Tidak hanya itu manajemen risiko dilakukan karena melihat adanya kompetisi dalam merekrut mahasiswa yang unggul, dosen dan pengajar bertalenta dan SDM unggul. Kompetitor UI saat ini demikian ketat, tidak hanya IPB University namun juga universitas swasta dengan akreditasi dan program studi dengan kemajuan yang sangat cepat. Itu tantangan yang harus ada antisipasinya,” ujarnya. (dh/Zul)

Comments are closed.